Memoar Braile - Chapter 5
CHAPTER 5 KELUARGA KECIL YANG DIRINDUKAN “ Aini? Sudah bangun, Sayang ”, tanya Sinta yang segera menghampiri Aini, membelainya dan mengecup keningnya. “ Mama? ”, kata Aini yang langsung memeluk Sinta. “ Oh, putriku. Syukurlah kamu kembali ke mama lagi ”, kata Sinta terharu. “ Ma, dia bukannya... ”, kata Aini menunjuk Bram. “ Iya, Aini. Dia papa kamu. Masa sudah lupa ”, kata Sinta seraya mempersilakan Bram. “ Anda? Kenapa Anda bisa ada disini? Bukannya Anda di Jogja? ”, kataku heran. “ Kamu kok sama papa sendiri kaku banget, sayang. Lagipula kenapa kamu bisa tahu kalau papa ke Jogja? ”, kata Sinta. “ Ah.. Nggak apa-apa kok, Ma ”, kata Aini menundukkan kepala. “ Aini, maafkan papa ya ”, kata Bram seraya mendekati Aini. Ketika Bram akan membelai Aini, ia menolak dengan memalingkan wajah darinya. “ Maaf, saya masih butuh waktu. Saya memang ingin Anda berbaikan dengan mama, tetapi maaf, jika Anda meminta saya kembali seperti dulu saya tidak bisa ”, jawab Aini kaku.