Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

CERBER - AKU INGIN BERMAIN SEKALI LAGI ( one more chance ) - Chapter 1 Awal dari kenyataan

Gambar
AKU INGIN BERMAIN SEKALI LAGI   HARAPANKU Seperti hidup dalam dunia yang berbeda Aku seakan tidak menyatu dengan ragaku, Pikiranku, terpisah dengan keinginanku. Ya Allah, Tubuhku sudah sulit mengikuti perintahku Keseimbanganku mulai goyang Pandanganku memudar Aku berbeda..... Aku sering menabrak barang-barang di depanku Aku sering merasa ada pukulan-pukulan di kepalaku Sehingga aku ingin berteriak, Mengeluarkan rasa sakit ini,  Aku takut, mungkin ini masih akan terus berlanjut

Aku dan anak-anak yang digusur - true story

AKU DAN ANAK-ANAK YANG DIGUSUR Ini adalah sepenggal kisahku, kisah yang sangat memilukan yang terjadi awal tahun ini, lebih tepatnya tahun 2015. ini tentang aku dan anak-anak yang digusur. Semua ini berawal ketika aku terpilih sebagai staff magang di UKKI salah satu Politeknik, lebih tepatnya staff magang Departemen Sosial Masyarakat, yang menaungi rumah Qur’an atau pengajian di daerah Medokan, Keputih   Surabaya. Awalnya, aku hanya menjalankan aktivitasku sebagai seorang staff, setiap minggu aku rutin datang ke medokan membantu ibu-ibu dan anak-anak yang ingin belajar membaca Al-Qur’an. Mereka begitu antusias dalam belajar, senyum hangat selalu terpancar dari wajah mereka. Selalu kuingat keramahan mereka, berbicara dengan mereka membuatku tahu akan banyak hal. Ibu Saipul, selaku ketua pengajiian Medokan,bercerita bahwa daerah Medokan telah dimasuki oleh orang-orang kristen yang sedang melakukan MISI, atau biasa kita sebut “KRISTENISASI”, alasannya sederhana, karena mayor

CERBER - Puzzle Kenangan

P U Z Z L E K E N A N G A N Waktu…. Waktu berputar tanpa peduli apa yang terjadi disekitarnya. Sempat terfikir, aku ingin menggapainya, menggenggam erat hingga ia tak mampu berputar lagi. Setiap harinya, aku hanya merenung, menjelajahi istana pikiranku, bagaimana caranya aku bisa menghadang Sang penjaga waktu. Aku tak ingin waktu terus berjalan tanpa mengetahui kehampaan hatiku, Kejam, hanya itu yang sanggup kugambarkan. Tak terasa sudah 9 tahun lamanya kita berpisah sejak pertemuan kita di bukit itu. Setiap malam, aku bermimpi tentang hal yang sama. " ehm... anu... ehm... maafin aku ya, Fi. Aku sebetulnya tak ingin berpisah darimu. Hanya saja... Hanya saja…", tak kuasa Bella menitikkan air mata. " aku tahu, Bel. ", Raffi mengerti apa yang terjadi. Dia tak mungkin menahan Bella yang akan pindah karena pekerjaan orangtuanya. Bella dan Raffi telah melewatkan masa kecilnya bersama, hingga kelas 3 SD ini. Raffi ingat betul ketika mereka bermain di taman

Sang Penjelajah Waktu

Gambar
SANG PENJELAJAH WAKTU “Selamat pagi, Liana”, kata Dian menyibak gorden yang menutupi cahaya. Hanya keheningan yang menjawab sapaan Dian, “ Liana, kita makan yuk, barusan suster Sharon membawakan sarapan untukmu “, menghampiri seseorang yang sedang duduk termenung di kasur. Pandangannya begitu kosong, rambutnya yang panjang, terurai kusut. “ Li, aku sisir rambut kamu ya, biar rapi. Nanti tambah cantik “, Kata Dian sambil mengambil sisir di dalam laci. “ Li, kamu mau liburan gak? Kita liburan yuk, masalah tempat aku ikut kamu deh. Kamu mau kemana? Kita pergi ke tempat yang kamu ingin kunjungi, deh. “ ( sambil tersenyum ). Namun, tetap saja keheningan lah yang menjawabnya. “ Li, makan yuk, kamu belum sarapan “ ( sambil mengambil semangkuk bubur di atas laci ). Dian menyuapi Liana, namun Liana tidak merespon. Liana hanya diam, tidak ada ekspresi tidak ada suara. Ruangan itu diselimuti keheningan sesaat, begitu sepi, hanya suara angin yang masuk lewat sela-sela jendel

Ketika Tangan Tuhan Telah Memelukku

KETIKA TANGAN TUHAN TELAH MEMELUKKU Terima kasih Ya Allah, kau senantiasa melimpahkan kasihMu padaku. Ya Allah, Sang Pencipta alam, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Besar.  Telah kau berikan skenario terindah dalam hidupku yang penuh lumpur ini.... Tak mampu lagi kulukiskan seluruh kebaikanMu padaku Walaupun Engkau tahu, aku bukanlah hamba yang taat padaMu Demi Allah, itu adalah hadiah terindah di usiaku yang sudah menginjak 19 tahun Aku begitu buta, hingga tak mampu melihat kebaikan hati mereka Aku begitu tuli, hingga tak bisa mendengar hati mereka Aku begitu naif,

Puisi - Kegelapan Hati

--Kegelapan hati-- Setelah sekian lama kucoba mempertahankannya Kini penyangga itu semakin berongga Begitu lebarnya hingga ku tak mampu menahannya lebih lama lagi Sudah tak mampu kurasa lagi apa yang terjadi Sudah tak sanggup lagi kubayangkan apa yang akan terjadi kedepan Satu persatu, mereka yang kusayang pergi meninggalkanku Kenapa mereka? Berkata kalau sedih, namun masih bisa terbahak-bahak Takkan ku berprasangka Aku masih termenung dalam duka kesedihan Hidup dalam neraka ini Benar-benar telah merubah pola pikirku Aku ingin juga keluar dari neraka ini bersamamu, sahabatku Aku sudah tidak lagi memiliki siapapun disini Namun, hanya satu yang memberatkan hatiku untuk pergi dari sini

SURAT untuk Sahabatku

SURAT UNTUK SAHABATKU    Untuk sahabatku, A Dengan seepatah kata kau meninggalkanku disini Janji bahwa kau takkan meninggalkanku sebelum berpamitan, akan selalu kutunggu Saat ini aku benar-benar merindukanmu Tak mampu kubayangkan, aku disini tanpa seorang teman yang hebat seperti dirimu Senang, sedih, marah semua kita bagi Aku benar-benar kesepian ,A Aku takut disini, tak ada yang mau berbagi denganku selain dirimu Aku sedih A, tak ada yang tulus dan hangat kepadaku seperti dirimu Aku tak memiliki apapun disini, semua telah berubah sejak kau memutuskan pergi

For You

FOR YOU    Aku menyesal karena bertemu dengannya Aku menyesal karena aku menghiraukan sapaannya Aku menyesal karena dia berhasil mengingatkanku pada memori yang terlupakan, Meninggalkan kesan yang begitu dalam, sehingga begitu perih tak terobati Aku menyesal karena bertemu dalam kondisi yang berbeda Aku menyesal karena bunga-bunga itu bermekaran dihatiku Dan Aku lebih menyesal, karena Aku tahu yang dia cinta bukan Aku.

DUNIA BAYANGAN

DUNIA BAYANGAN Jiwaku bergetar Hatiku perih Emosi benar-benar menguasaiku Dendam telah membutakan mata hatiku Kebencian menjadi sahabatku Bagaimana ini? Jiwaku masih saja sakit